Lanjut ke konten

Perdarahan Varises Esofagus (PVO)

Juli 17, 2010

Perdarahan varises gastro-esofageal, atau yang lebih dikenal sebagai perdarahan varises esophagus (PVO), merupakan salah satu komplikasi terbanyak hipertensi portal akibat sirosis. Selain itu, PVO juga menjadi penyebab kematian utama pada penderita sirosis dan transplantasi hati. Mortalitas pada 6 minggu pertama sebesar 30%, dengan sebab kematian terbesar adalah perdarahan yang tidak terkontrol. Ancaman perdarahan ulang juga cukup besar, 30-40%. Kebanyakan terjadi pada hari ke lima sampai minggu ke dua sebelum akhirnya menurun pada empat minggu berikutnya. Pasien yang tetap hidup pasca perdarahan pertama juga masih beresiko dalam 1-2 tahun ke depan untuk terjadi perdarahan ulang. Berkembangnya pengobatan dan cara baru ternyata tidak menurunkan angka kejadiannya PVO pada pasien-pasien sirosis, dengan angka insiden berkisar antara 15-35%.

Perdarahan varises esophagus merupakan proses yang panjang dimulai dari peningkatan tekanan vena portal, pembentukan kolateral yang kemudian menjadi varises, dilatasi progresif dari varises, dan berakhir dengan rupture dan pendarahan. Pembentukan varises memerlukan waktu yang lama, dengan insiden varises baru per tahun sebesar 5%.

Fakta-fakta diatas memberikan kesimpulan bahwa pengelolaan PVO merupakan bagian yang terintegrasi dari penanganan penyakit sirosis dengan hipertensi portal. Penanganan PVO meliputi pengenalan dini terhadap varises esophagus yang baru terbentuk, pencegahan primer terhadap serangan perdarahan pertama, mengatasi perdarahan aktif, dan prevensi perdarahan ulang setelah perdarahan pertama terjadi.

DIAGNOSIS

Pasien dengan PVO biasanya memberikan gejala yang khas berupa hematemesis, hematoskezia, atau melena, penurunan tekanan darah, dan anemia. Perlu dipahami bahwa adanya tanda-tanda sirosis hati yang khas dengan dugaan telah terjadi hipertensi portal, tidak serta merta menyingkirkan penyebab pendarahan lain seperti gastropati hipertensi portal. Oleh sebab itu, pemeriksaan endoskopi menjadi penting dalam mendiagnosis PVO.

Penderita sirosis hati sebaiknya dilakukan endoskopi pada saat diagnosis dibuat. Bila pada saat endoskopi pertama tidak ditemukan varises, maka dilakukan endoskopi berkala dengan jarak 3 tahun. Namun bila pada endoskopi pertama ditemukan varises kecil, maka endoskopi berkala dilakukan setiap tahun.

Ada beberapa klasifikasi varises esophagus yang dibuat untuk menentukan keparahan varises yang terjadi dan memprediksi kemungkinan timbulnya perdarahan di kemudian hari. Palmer dan Brick mengusulkan penggolongan varises menjadi ringan, sedang, dan berat berdasarkan bentuk, warna, tekanan, dan panjang varises. Sementara itu Baker mengusulkan  untuk membagi varises menjadi 0, 1+, 2+, dan 3+. Akan tetapi kedua klasifikasi diatas dibuat dengan menggunakan endoskopi kaku, sehingga dibuatlah klasifikasi baru oleh Omed dengan menggunakan endoskopi fiber optic. Klasifikasi ini didasarkan pada pengamatan besar dan bentuk varises. Bahkan persatuan peneliti hipertensi portal di Jepang menambahkan variable warna, red color sign, lokasi, dan ada tidaknya erosi. Untuk kemudahan penggolongan varises, konsensus Inggris dan Beveno I-III menganjurkan penggunaan klasifikasi seperti berikut

  • Tingkat 1 : varises yang kolaps pada saat inflasi esophagus oleh udara
  • Tingkat 2 : varises antara tingkat 1 dan 3
  • Tingkat 3 : varises yang cukup untuk menutup lumen esophagus

Gambaran perdarahan pada endoskopi dapat berupa oozing atau spurting, dimana perdarahan terlihat nyata, atau dapat juga terlihat white nipple sebagai tanda perdarahan baru. Batasan perdarahan varises adalah perdarahan dari varises esophagus atau lambung yang tampak pada saat endoskopi, atau ditemukan adanya varises yang besar dengan darah di lambung tanpa ditemukan sumber perdarahan lain. Perdarahan dikatakan bermakna bila membutuhkan transfusi 2 unit dalam 24 jam disertai tekanan darah dibawah 100 mmHg, atau penurunan tekanan darah > 20 mmHg dengan perubahan posisi, atau nadi > dari 100 x/mnt.

PENATALAKSANAAN

Sama halnya dengan kasus kegawatan lainnya, hal yang pertama dilakukan dalam menangani pasien PVO adalah memastikan patensi jalan nafas, mencegah aspirasi, dan resusitasi cairan termasuk transfusi bila diperlukan. Perlu diingat overtransfusi pada kasus PVO dapat meningkatkan tekanan porta dan perburukan control perdarahan, sehingga transfusi harus dievaluasi secara cermat. Pemberian antibiotic berspektrum luas ternyata secara bermakna mengurangi resiko infeksi dan menurunkan mortalitas. Jika memungkinkan, dapat dilakukan endoskopi segera untuk menentukan sumber perdarahan dan memberikan terapi secara tepat. Apabila perdarahan masih berlangsung dan besar kecurigaan adanya hipertensi portal, dapat diberikan obat vasopressin IV dalam dosis 0,1-1 U/menit ditambah nittrogliserin IV 0,3 mg/mnt untuk mengurangi efek konstriksi pada jantung dan pembuluh darah perifer. Octeotrid, suatu analog somatostatin, dapat menurunkan tekanan portal tanpa menimbulkan efek samping seperti vasopressin. Obat ini diberikan secara bolus IV 50-100 mcg dilanjutkan dengan drip 25-200 mcg/jam.

Penatalaksanaan definitive yang utama adalah dengan ligasi varises secara endoskopik (LVE). Apabila LVE sulit dilakukan karena perdarahan yang massif dan terus berlangsung, atau teknik yang tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan skleroterapi endoskopik (STE). STE adalah menyuntikan zat sklerosan (1,5% sodium tetradecyl sulfate atau 5% ethanolamine oleat) ke daerah varises dengan harapan pembuluh darah yang melebar tersebut tertutup dan perdarahan berhenti. Kondisi akan semakin sulit bila pada endoskopi juga ditemukan varises gaster.

Ligasi Varises

Sklerosing Varises

Apabila endoskopi tidak memungkinkan, maka obat-obat vasokonstriktor seperti dijelaskan sebelumnya atau pemasangan balon tamponade (Sangestaken-Blakemore tube) dapat dikerjakan sampai terapi definitive dapat dilakukan.

Balloning

Pada kasus-kasus dimana endoskopi tidak dapat menghentikan perdarahan, jalan terakhir adalah dilakukan tindakan bedah Transjugular Intrahepatic Portosystemic Shunt (TIPS). Tindakan ini hampir pasti dapat mengatasi perdarahan, namun pada penderita dengan penyakit hati lanjut dan kegagalan multiorgan dapat menimbulkan bahaya ensefalopati sampai kematian.

Transjugular Intrahepatic Portocaval Systemic Shunt

PROFILAKSIS PRIMER (MENCEGAH PERDARAHAN PERTAMA)

Pencegahan perdarahan varises merupakan tujuan utama pengelolaan sirosis, seiring dengan data yang memperlihatkan peningkatan mortalitas karena perdarahan aktif dan menurunnya survival secara progresif  sesuai dengan indeks perdarahan.

Apabila pada pasien sirosis ditemukan varises tingkat 3, pasien harus mendapatkan profilaksis primer tanpa melihat beratnya gangguan faal hati. Pasien dengan varises tingkat 2 pun perlu mendapatkan profilaksis primer jika gangguan faal hatinya Child kelas B atau C.

Kategori                                 1                                              2                                              3

Ensefalopati                          0                                              I/II                                           III/IV

Asites                                     (-)                                  Ringan-sedang                                Berat

Bilirubin (mMol/l)                <34                                         34-51                                     >51

Albumin (g/l)                         >35                                         28-35                                     <28

INR                                          <1,3                                        1,3-1,5                                   >1,5

Skor Child-Pugh. Kelas A= <6, Kelas B= 7-9, Kelas C= >10

Profilaksis primer dapat dilakukan dengan medikamentosa berupa beta bloker (propranolol, atenolol, atau nadolol). Propranolol bekerja sebagai vasokonstriktor arteriol mesenterika sehingga diharapkan dapat menurunkan tekanan portal. Dosis dimulai dengan 2 x 40 mg/hari, kemudian dinaikan menjadi 2 x 80 mg. penggunaan beta bloker long acting dapat memperbaiki ketaatan. Pada kasus dimana beta bloker menjadi kontraindikasi, LVE menjadi pilihan utama. Apabila beta bloker dan LVE tidak dapat digunakan, maka dapat diberikan isosorbide mononitrat sebagai pilihan utama dengan dosis 2 x 20 mg. terapi kombinasi antara beta bloker dengan isosorbide mononitrate secara bermakna dapat menekan perdarahan lebih baik dibandingkan dengan beta  bloker tunggal, tetapi tidak berbeda dalam angka mortalitas.

PROFILAKSIS SEKUNDER (MENCEGAH PERDARAHAN ULANG)

Terapi endoskopi (LVE dan STE) secara berkala dapat mengeradikasi varises, menekan perdarahan ulang, dan memperbaiki survival pasien sirosis, tetapi terbatas pada pasien dengan Child score A dan B. sementara pasien dengan Child score C, saat ini belum ada pilihan pengobatan yang dapat memperbaiki survival. Beberapa modalitas yang dapat digunakan sebagai profilaksis sekunder adalah LVE, STE, beta bloker, isosorbide mononitrat, dan terakhir adalah TIPS.  Kombinasi terapi antara medikamentosa dengan endoskopi, dalam beberapa penelitian terakhir, dikatakan lebih baik daripada terapi tunggal. Tentunya pemilihan modalitas-modalitas diatas tetap mempertimbangkan tersedianya sarana, tenaga ahli, dan kondisi pasien secara keseluruhan.

@@galzium@@

25 Komentar leave one →
  1. dwi permalink
    Maret 23, 2011 6:21 am

    punya WOC varises esopagusnya ga???

  2. Mei 15, 2011 10:13 pm

    Saya terkena sirosis mohon bantuan infonya tentang makanan yg dikonsumsi. Dan cara menangani peyakit sirosis jahat ini

    • Mei 16, 2011 11:19 am

      Bpk.Sobran, mohon maaf sebelumnya bahwa ini jawaban berdasarkan pamahaman saya saja, mungkin berkenan atau tidak.

      Pertama, pastikan diagnosis anda benar2 sirosis. Anda dapat meminta second opinion dari dokter lain, dan saya anjurkan adalah dokter hepatolog (Sp.PD-KGEH). Jangan sungkan meminta second opinion karena itu adalah hak anda sebagai pasien.

      Kedua, jika memang sudah tegak diagnosisnya, saya pikir anda harus “belajar” untuk menerimanya. Saya paham tidak mudah memang untuk langsung menerima kondisi ini, mengingat begitu banyak komplikasi di masa mendatang yang mungkin terjadi. Namun, kondisi psikologis seseorang sedikit banyak akan memberikan pengaruh pada kondisi jasmaninya. Jadi saya harap anda tetap optimis, semangat, dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Bagaimana pun hanya Dia yang berhak memberikan dan mencabut penyakit dari seorang hambanya.

      Ketiga, pahami penyakit anda. Sirosis adalah kondisi dimana liver(hati) mengalami fibrosis, semacam pengerutan/pengerasan. akibatnya liver akan kehilangan fungsinya sebagai pembentuk energi, pengolah racun dalam tubuh, pembentukan berbagai komponen yang penting dalam tubuh, dsb. Penyebab sirosis ada beberapa kemungkinan, paling sering adalah infeksi virus hepatitis B atau C, bisa juga karena alkohol, obat-obatan, atau autoimun.

      Keempat, pengobatan. Nah, ketika anda tahu apa yg menyebabkan anda sirosis, maka obati dulu penyebabnya. bila virus bisa diberi antivirus, bila alkohol maka jauhi alkohol dan makanan berlemak tinggi, dsb. karena bila penyebab utamanya tidak disingkirkan maka proses sirosis akan terus berjalan. tentunya ini semua tidak semudah itu dan perlu dikonsultasikan dengan dokter yang merawat anda.

      pengobatan lainnya adalah untuk mencegah progresifitas sirosis dan mencegah komplikasinya. dahulu saya belajar bahwa fibrosis hati yang terjadi pada sirosis adalah ireversibel(tidak dapat dikembalikan), sehinga pengobatannya pun cenderung supportif saja untuk memperlambat kerusakan yg terjadi. Namun belakangan sudah berkembang beberapa penelitian yang menyatakan bahwa fibrosis hati dapat dikembalikan dengan obat2an tertentu. Sekali lagi, mohon dikonsultasian dengan dokter yang merawat anda.

      makanan yang harus dihindari, secara umum jenis makanan untuk sirosis adalah tinggi kalori dengan protein yang tidak berlebihan. Yang harus anda hindari tentu alkohol,makanan berlemak tinggi, dan zat2(0bat2an medis maupun herbal) yang dapat memperburuk fungsi hati. maka berhati2 jika anda meminum obat2an, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anda.

      Terakhir, pesan dari saya adalah…cobalah pahami penyakit anda, sehingga anda tahu apa yang dokter lakukan, dan anda idak akan sembarangan menggunakan obat2an baik medis maupun alternatif yang justru akan memperburuk kondisi anda.

      semoga bermanfaat.

      • April 3, 2016 11:44 am

        Pak, isteri saya sirosis penyebab hepatitis b, I. Muntah darah september 2012, II. Muntah darah desember 2015 pingsan 2 kali dan terjatuh sblmnya diberi obat anti nyeri krn sakit pembekuan sendi, III. Sering pendarahan gusi dan dr mulut, trombosit sering rendah sampai 40 rb, kepala sering pusing, IV. Ligasi sdh 5 varises, V. Hbv dna 10 pangkat 3, VI. Obat anti virus tdk diizinkan oleh dokter krn msh rendah, VII. Minum obat ahfc, hp pro, curcuma, propanolol, krn mahal ahfc jarang diminum, tp jika minum ahfc perubahan kondisi cukup signifikan. Tlg pengobatan lanjutan yg lebih signifikan lg apa dok?

      • April 3, 2016 6:03 pm

        Yth Bpk Agus,
        dalam perjalanan penyakit hepatitis B, bisa dikatakan sirosis adalah proses akhir dari penyakitnya, selain hepatoma (tumor hati). Pasien dengan sirosis menghadapi berbagai komplikasi karena kegagalan hati dan hipertensi portal, mulai dari muntah darah, trombosit rendah, perut bengkak, kaki bengkak, perdarahan, dsb. Pada tahap ini ada dua yang bisa dilakukan. Pertama mencegah komplikasi2 tersebut berulang atau menjadi berat, kedua penatalaksanaan definitif untuk hipertensi portal. Untuk mencegah komplikasi2 sirosis, dan memang ini yang paling mampu laksana, yaitu dengan obat2an (propanolol, diuretik bila perlu,lactulosa), USG rutin untuk screening hepatoma, dan endoskopi secara rutin sesuai tingkat sirosisnya dan ligasi bila perlu. Sementara, untuk menangani hipertensi portalnya sebenarnya bisa dilakukan transplantasi hati atau operasi TIPS. Terus terang, di Indonesia, transplantasi hati pada pasien dewasa belum terlalu sering dilakukan. begitu pula TIPS. Jadi memang pada akhirnya pasien sirosis, saat ini, pengobatannya seperti yang dilakukan isteri Anda. Semoga kedepannya ada perkembangan yang lebih baik.
        Pengobatan antivirus pada pasien yang sudah mengalami sirosis karena hepatitis B, memang harus sesuai indikasi (jumlah virus dan derajat sirosis). Sirosis dekompensata atau sirosis kompensata dengan jumlah virus tinggi sebenarnya harus diberikan antivirus. Namun, penilaian kompensata atau dekompensata ini adalah penilaian dokter. Silahkan dikonsultasikan dengan dokter yang merawat.
        Hati-hati mengonsumsi obat (diluar obat untuk sirosis), karena sebagian besar obat dimetabolisme di hati. Mintalah obat-obat yang tidak memperburuk fungsi hati, kalau bisa obat-obatan lokal/topikal saja, bukan obat minum yang efeknya sistemik.
        Pada prinsipnya, mungkin kita harus menyadari apa target dari pengobatan untuk sirosis ini. Mungkin harapan Anda dan keluarga, istri anda dapat kembali normal seperti sedia kala. Namun, saat ini kondisi sirosis memang dianggap kondisi yang irreversibel (tidak dapat kembali). Sehingga mungkin tidak bisa untuk memenuhi harapan tadi. Tapi coba ambil jalan tengahnya, bagaimana supaya isteri anda dapat yah..beraktifitas, bersenang-senang dengan keluarga, menikmati hidup, meskipun dengan sirosis yang dideritanya. Caranya dengan yang dijelaskan diatas, teratur berobat. Dengan kata lain mungkin saat ini kita tidak dapat menyingkirkan penyakitnya, tapi kita dapat meningkatkan kualitas hidup isteri Anda. Sama seperti penderita kanker. Dengan begitu mungkin akan menyemangati anda, isteri, dan keluarga, untuk tetap berobat meskipun tahu bahwa tujuannya bukan untuk menyembuhkan penyakitnya.
        Semoga dapat membantu, maaf bila kurang berkenan.

  3. velin permalink
    Januari 28, 2012 8:21 am

    Ada pengobatan alternatif untuk penyakit ini tidak?

    • Januari 29, 2012 8:02 am

      dear velin,
      sejauh ini pengobatan alternatif untuk sirosis tidak ada selain transplantasi hati, itu pun relatif jarang dikerjakan di Indonesia. pengobatan yang ada kebanyakan adalah mengurangi gejala yg ditimbulkan sirosis, mengobati komplikasi, dan memperlambat progresifitas penyakit.
      saya pernah mendengar studi obat herbal cina yang mengklaim dapat mengembalikan hati yang sirosis, kalau tidak salah namanya AHFC ( Anti Hepatic Fibrosis Cirrhosis) formula 861. tapi mengenai penelitiannya saya belum banyak membacanya, sehingga saya BELUM merekomendasikan baik dari segi efektifitas maupun keamanan. di Indonesia obat ini sudah ada kalau tidak salah.
      thx

  4. soni permalink
    Maret 9, 2013 9:30 am

    apakah kulit buah manggis bs mnetralkan hepatts b.trus vaksin apa untuk hepatts b.ap djual bbs.terima kasih ats jwbnya

    • Januari 25, 2014 9:03 am

      dear soni,
      sblmnya saya mohon maaf krn saya bukan seorang herbalist.saya bukan org yang percaya bgtu saja dgn pengobatan alternatif,krn seyogyanya suatu penyembuhan adalah proses,ada mekanisme yg jelas terbukti baik secara seluler atau molekuler proses penyembuhan tsb.maka untk pertanyaan anda saya tidak bisa menjawabnya.saya tdk tahu apa yg terkandung pada kulit manggis,apa yg terjadi pada tubuh setelah kulit manggis tsb diserap dan seterusnya.tapi disisi lain saya jg menyadari bahwa ilmu manusia ini terbatas,masi banyak rahasia Allah yg tdk kita ketahui.jd dalam hal berusaha (utk penyakit apapun)saya pikir ttp dgn pengobatan medis,kl pun anda mau menambah dgn usaha lain ya itu hak anda.namanya jg usaha.tp jgn tinggalkan pengobatan utamanya dan ttp berkonsultasi dgn dokter anda.
      vaksin itu untuk mencegah bagi yg belum terkena.tujuannya suapaya kalau terpapar virusnya tidak bermanifestasi jadi penyakit.kalau sdh kena si ya tdk bermanfaat lg.vaksinnya ada di lab2 atau rs..kalau untuk anak bahkan di puskesmas pun ada.tapi…anda hrs konsultasi dl apakah anda perlu di vaksin atau tidak,siapa tau antibodi anda masih cukup banyak krn biasanya vaksin hepB sudah menjadi vaksinasi wajib saat balita.ingat setiap obat(mau herbal atau medis) ada efek sampingnya.

  5. Desember 31, 2013 2:23 pm

    Dimana dapat memperoleh Anti Hepatic Fibrosis Cirrhosis ?

    • Januari 25, 2014 9:12 am

      cb dikonsultasikan dgn dokter spesialis liver.(sp.pd kgeh).saya tdk tahu persis obatnya bisa diperoleh dimana.terakhir si masi proses penelitian pak.bersabar saja,smg hasilnya positif.

  6. tri permalink
    Januari 25, 2014 7:32 am

    dear segal
    bapak saya saat ini sedang di rawat d rsud … dg penyakit serosis
    dalam 8 bulan terakhir sudah masuk rs 3 kali
    yg pertama melena, kedua keluhan melena, dan yg ketiga muntah darah d rumah langsung sy bawa ke rsud
    saat ini keadaan nya mulai membaik awal masuk rs hb 8gr, dan saat ni hb sudah 11gr dan sudah d lakukan endoskopi ligasi d rs swasta terdekat, dokter yg melakukan endoskopi tersebut menunjukkan varises varises di daerah esofagus dan memberitahu sekitar 2 minggu – 4 minggu kedepan untuk di lakukan ligasi selanjutnya karna varises esofagus tersebut sudah mencapai tingkat 3
    apakah nanti setelah di lakukan ligasi2 tersebut dapat terjadi perdarahan berulang dan perawatan seperti apa yg sy harus lakukan d rumah dan apakah selamanya bapak sy harus minum obat krna selama ini bapak sy bosen minum obat terus, mungkin karna tidak kepatuhannya minum obat terjadi perdarahan berulang. thx

    • Januari 25, 2014 8:37 am

      dear tri,
      memang harus dipahami dl bahwa penyakit yg mendasarinya adalah sirosis.kelainan liver pada sirosis bukan semata pada kelainan bentuk atau anatomi,tapi secara fungsi pun liver penderita sirosis sdh kehilangan fungsinya.akibat sirosis ini muncul komplikasi2 yg salah satunya adalah muntah darah dan melena.pengobatan yg diberikan seperti ligasi dan obat2 yg dikonsumsi pada dasarnya tidak mengobati sirosisnya tapi mencegah komplikasi2 trrsebut berulang.artinya selama masih sirosis berarti pengobatan tsb hrs dilanjutkan.tentunya nanti akan ada penyesuaian2 oleh dokter,maka sebaiknya kontrol teratur.ligasi sendiri akan dilakukan sampai varises esofagusnya hilang,dan bila sdh hilang maka ttp dilakukan endoskopi ulang tapi tidak sesering sekarang (biasanya 6bln sekali) untuk mendeteksi dini sebelum terjadi perdarahan lagi.

    • Januari 25, 2014 8:40 am

      satu lagi..soal perdarahan berulang.sangat mungkin terutama pada mereka yg tidak minum obat secara teratur.anda benar,kemungkinan perdarahan berulang pada ayah anda krn tdk minum obat tri.

  7. November 16, 2014 4:15 am

    assalamualaikum ,, trim untuk infonya. saya masih belum paham bagaimana mekanismenya , awalnya dari hipertensikah atau hepatitis atau bagaimana sehingga terjdi PVO ini.dan bagaimana prses ligasi dilakukan
    trimksh sblmnya.

    • Februari 15, 2015 5:23 am

      Dear indah,
      Varises esofagus hanya salah satu komplikasi sirosis. Semua pembuluh darah dalam tubuh akan kembali ke jantung melalui pmblh darah vena. Pembuluh vena di esofagus dan lambung harus melewati hati sebelum kembali ke jantung. Ketika hati mengalami sirosis/pengerutan, maka bayangkan pembuluh darah tsb akan trsumbat akibat pengerutan hati. Akibatnya pmblh darah akan melebar(varises) dan dindingnya mnjadi tipis. Pada titik tertentu tekanan akan semakin besar dan akhirnya pecah menimbulkan perdaran.
      Proses ligasi atau pengikatan varises dilakukan melalui proses endoskopi. Pasuen dibius lokal, kemudian dimasukkan alat endoskopi(seperti pada gambar) kemudian mengikat pemblh darah yg lebar2 tsb.
      Mgkn sekian penjelasannya, smg membantu

    • Februari 15, 2015 5:26 am

      Penyebab sirosis itu hepatitis b atau c, alkohol, atau autoimun.

  8. riza permalink
    Februari 15, 2015 2:33 am

    Kak ad pathway tntng varises eshopagus?

    • Februari 15, 2015 5:25 am

      Dear riza,
      Ada kok, yg lokal bikinan persatuan gastrologi indonesia. Atau yg internasional. Silahkan di search di om google. Heee

  9. umiel permalink
    Desember 13, 2016 7:55 am

    Apa ada obat untuk penderita pendarahan esofagus?apa harus tergatung sama obat?

    • April 3, 2018 11:23 am

      Dear Umiel,

      Maaf Saya baru membalas pertanyaan Anda. Perdarahan esofagus bukan penyakit tersendiri, dia adalah komplikasi dari penyakit lain, dalam hal ini yang paling sering adalah sirosis hati. Jika spesifik untuk perdarahan esofagus, maka penanganannya bisa dengan Ligasi per endoskopik. Obat-obatan pada dasarnya mengurangi risiko varises esofagus nya berdarah kembali, tapi tidak menghilangkannya. Jadi, memang akan diminum jangka panjang. Kecuali, jika sirosis nya bisa diatasi dengan cara transplantasi hati atau operasi TIPS.
      Semoga membantu.

  10. April 3, 2018 8:26 am

    Dear Segal,
    apakah bisa seseorang yang sudah mengalami sirosis ada harapan untuk Hamil dan memiliki Anak

    • April 3, 2018 11:29 am

      Dear Ririn,

      Harapan untuk hamil selalu ada, namun yang harus diingat adalah bagaimana risiko kehamilan tersebut, untuk si bayi maupun ibunya.
      Pertama, semakin berat derajat sirosis (ada tiga tingkatan, A paling ringan dan C paling berat), maka akan semakin berisiko untuk bayi dan ibunya. Risikonya apa? mulai dari perburukan sirosisnya sampai kematian.
      Kedua, jika sirosisnya disebabkan karena virus hepatitis, maka risiko transmisi penyakit dari ibu ke anak juga cukup besar. Hal ini memerlukan penanganan khusus, kerja sama antara dokter anak, kebidanan, dan penyakit dalam, untuk memperkecil risiko transmisi tersebut.
      Jadi sebaiknya dibicarakan dengan suami, dan dikonsultasikan dengan dokter mengenai bagaimana risikonya.
      Salam.

Tinggalkan komentar